Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam. Satu di antara kekayaan tersebut adalah bahan alam yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai sumber pengobatan herbal, seperti sirih, cengkeh, jahe, kencur, dan lain sebagainya. Penggunaan bahan alami yang murah dan mudah didapat sebagai obat tradisional memiliki prospek yang sangat cerah di masa depan. Sejak pandemi Covid 19, banyak masyarakat yang telah sadar manfaat obat tradisional dari bahan-bahan alam terkait kebutuhan untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Sehingga permintaan obat herbal sangat tinggi. Hal ini membuat usaha penjualan obat tradisional sangat menjanjikan, dengan modal yang kecil dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar.
Produk herbal tersebut adalah minyak urut aroma terapi. Khasiat dari minyak urut herbal ini antara lain, membantu meredakan pegal linu, nyeri sendi, sakit punggung, keseleo, memar, dan memperlancar peredaran darah.
Peluang ini merupakan kabar baik bagi komunitas transpuan dan ODHIV sebagai kelompok minoritas dalam masyarakat, yang sering kali mengalami diskriminasi dalam memperoleh lapangan pekerjaan. Sedangkan transpuan atau waria yang berpendidikan rendah atau tidak memiliki skill apa pun, tentu sangat sulit mendapatkan pekerjaan. Hal yang termudah yang bisa dilakukan adalah bekerja sebagai pengamen di jalanan, di kampung-kampung, atau di kereta api. Pada pagi hari mereka bekerja menjadi pengamen, dan pada malam harinya banyak yang “turun” lagi ke jalanan bekerja sebagai pekerja seks.

Berangkat dari kepedulian di atas, Yayasan Kebaya mengadakan pelatihan pembuatan minyak urut herbal aromaterapi bagi waria, ODHIV penghuni shelter Rumah Singgah Kebaya dan staf. Kegiatan yang difasilitasi oleh UPKM/CD Bethesda YAKKUM Yogyakarta ini diadakan pada hari Rabu, 16 November 2022. Berlokasi di kantor sekretariat Yayasan Kebaya Yogyakarta dan diikuti oleh 10 peserta pelatihan.
Tujuan pelatihan ini sejalan dengan visi dan misi Yayasan, yaitu meningkatkan pemberdayaan ekonomi waria dan ODHIV melalui life skill education agar memiliki keterampilan dan jiwa kewirausahaan, sehingga mampu mengembangkan diri dan berkarya untuk dapat mendatangkan tambahan penghasilan yang memadai dan memenuhi kebutuhan hidupnya, serta terbebas dari kemiskinan.
Hadir sebagai narasumber Wisnu Nugroho, ahli pengobatan dan terapi herbal dan juga beberapa orang perwakilan dari CD Bethesda YAKKUM. Awal kegiatan peserta dikenalkan nama dan khasiat dari bahan-bahan pembuatan minyak herbal urut (pijat). Bahan-bahan dasar antara lain: jahe, daun kecubung, kencur, sirih, gambir, lingo, daun gandaruso, minyak cengkeh, minyak sereh, minyak kelapa, mentol.
“Minyak urut herbal ini dibuat dengan metode yang sangat sederhana , sehingga diharapkan dapat mudah dilaksanakan oleh peserta dan nantinya jika dikembangkan ongkos produksinya dapat seminimal mungkin,” ujar Wisnu.
Pada sesi praktik, pak Wisnu menjelaskan tentang metode pembuatan minyak pijat aromaterapi berbahan dasar herbal yang sangat sederhana. Bahan tanaman dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil, kemudian digoreng dengan minyak kelapa hingga kering. Setelah dingin disaring dan diambil minyaknya. Pada tempat berbeda kamfer dan mentol dicampur hingga mencair, ditambahkan minyak gondopuro, minyak sereh, minyak cengkeh aduk hingga homogen. Kemudian dicampurkan dalam minyak yang disaring tadi, aduk hingga rata.
Meskipun tekniknya sederhana, pada pelatihan ini, para peserta diajarkan bagaimana membuat komposisi bahan agar nantinya, selain disukai oleh para konsumen, juga dapat menghasilkan khasiat yang lebih baik. Demikian juga penanganan atau persiapan simplisia (bahan-bahan alami yang dikeringkan) yang tepat juga disampaikan, agar nantinya dihasilkan minyak pijat dengan kualitas baik.

Kami, para peserta, tidak menyangka bisa menghasilkan 1 liter minyak urut. Setelah kami kemas dalam botol berukuran 60 ml, 1 liter tersebut dapat menjadi 16—17 botol. Kami jadi membayangkan berapa rupiah yang bisa dihasilkan dari minyak urut hanya 1 liter ini.
Di sesi akhir kegiatan, kami bahkan sangat antusias mengutak-atik angka dari modal peralatan sampai teknik pemasaran produk yang efektif dan murah. Kami sangat termotivasi, bayangkan saja hanya dengan modal sekitar Rp.250.000 untuk membuat 17 botol minyak urut ini, kita berpeluang menghasilkan keuntungan 2—3 kali lipat.
“Minyak urut herbal dipasaran berkisar dua puluh ribu hingga dua puluh lima ribu per botol 60 ml, jika kita bisa mengoptimalkan peluang ini, saya yakin usaha ini sangat menguntungkan”, pungkas pak Wisnu menutup kegiatan pelatihan.