21 Juli 2021, program impact+ menyelenggarakan sebuah webinar bertemakan Landasan dan Tatakelola Organisasi di bidang HIV-AIDS. Pelaksanaan Webinar ini merupakan salah satu model peningkatan kapasitas organisasi masyarakat sipil (OMS) mitra program impact+, disamping beberapa metode pelaksanaan variatif lainnya yang telah disusun dalam capacity building plan. Webinar, yang terdiri dari 2 (dua) sesi ini, menghadirkan dua narasumber profesional dan berpengalaman di bidang pengembangan kapasitas organisasi, yakni Budi Susilo (Direktorat jejaring dan Implementasi Yayasan Penabulu) dan Sugiarto Arif Santoso (Executive Director Yayasan Sosial Indonesia untuk Kemanusiaan), dan dimoderatori oleh Novia Riani Putri, serta dibuka oleh Suhendro Sugiharto sebagai lead consultant program impact+.
“Acara hari ini satu dari serangkaian acara penguatan kapasitas program impact+ untuk organisasi masyarakat sipil yang mana rangkaian tersebut akan dilaksanakan selama tiga bulan ke depan”, ungkap Suhendro, yang biasa dipanggi Ebbe dalam kata sambutannya. “Rangkaian kegiatan tiga bulan ke depan itu berbentuk 3 (tiga) kegiatan, yakni webinar, pelatihan daring dan coaching atau mentoring. Diharapkan OMS peserta program impact+ dapat terus menerus mendukung dan ada di dalam setiap sesi yang sudah direncakanan,” lanjut Ebbe. Diakhir sambutannya, Ebbe menyampaikan bahwa dukungan rekan-rekan OMS akan sangat membantu impact+ dalam menghasilkan ouput program yang sudah direncakanan yakni penguatan kapasitas OMS mitra. Harapan kedepannya adalah program impact+ ini dapat menyentuh pemberdayaan organisasi OMS mitra untuk mengakses dana swakelola tipe 3 dan 4 dari pemerintah Republik Indonesia.
Kenali Organisasi Anda
Sesi pertama dibawakan oleh Budi Susilo dengan topik “Kenali Organisasi Anda”. Dalam pemaparannya, mas Budi, demikian beliau kerap dipanggil, mengantarkan para peserta untuk melihat dunia melalui organisasi, dengan tiga pertanyaan kunci; Mengapa organisasi itu penting? Organisasi seperti apa yang kita dibutuhkan untuk masa depan? dan Apakah ‘organisasi yang berdaulat, mandiri dan sustain’ terdengar sangat menarik? Disebutkan ada 4 (empat) prinsip dalam mengenal organisasi, yakni proses alamiah; pembelajaran; relasi; dan krisis–kelahiran kembali. Disamping itu, mas Budi menerangkan bahwa identitas organisasi itu adalah sebuah sitem yang hidup yang mana didalamnya ada proses berpikir yang menghasilkan gagasan-gagasan; ada rasa untuk memenuhi nilai, budaya dan relasi organisasi; dan ada kemauan dalam melakukan segala aktivitas yang mengarah pada bertumbuh dan bertansformasinya sebuah organisasi.
Mas Budi juga menerangkan adanya sebuah PERANTI (Perangkat Mandiri Peniliai Organisasi) disusun oleh Yayasan Penabulu, yang merupakan sebuah alat bantu guna melihat dan mengenali organisasi yang dikembangkan. Model ini menjadi sebuah self assesment yang cukup bermanfaat bagi organisasi masyarakat sipil dalam mengenali organisasinya.
Setelah pemaran, peserta diberi kesempatan untuk bertanya, baik secara verbal maupun dengan menggunakan fitur QnA Zoom Webinar. Antusiasme peserta pada sesi pertama ini terlihat dari ragam petanyaan yang muncul, salah satu pertanyaan terkait organisasi yang pada praktiknya menjangkau lebih dari apa yang telah dimuat dalam visi misi organisasi, dan apakah organisasi harus melalui proses krisis terlebih dahulu untuk membangun kembali. Dalam penjelasannya, mas Budi menandaskan bahwa pentingnya membangun komunikasi organisasi yang baik guna melihat setiap perubahan dan sebuah krisis adalah bagian dari kehidupan organisasi yang alami yang dapat memberikan kemampuan bagi individu dan organisasi yang keseluruhannnya mendorong organisasi untuk masuk ke dalam tahapan perkembangan berikutnya.
Arah dan Strategi Organisasi
Sesi kedua disajikan oleh narasumber Sugiarto Arif Santoso, dimana sebelum memaparkan materinya, mas Sugi mengajak peserta untuk menyimak sebuah video pendek berjudul “What is Organisasi Design – Kate Kesler”, sebuah video yang mengambarkan apa yang dibutuhkan dalam membangun atau merencanakan suatu organisasi.
Merancang organisasi untuk masa depan perlu melihat apa saja yang menjadi input – output dari sebuah organisasi. Hal ini juga mengacu pada landasan tata kelola, tata laksana dan keberlanjutan organisasi. Perencanaan sebuah organisasi perlu mempertimbangkan situasi riil yang dihadapi oleh organisasi itu sendiri, mulai dari sumber daya dan keahlian yang dimiliki hingga seperti apa perencaan organisasi yang telah disusun. Mas Sugi juga menekankan pentingnya membangun sebuah kerangka logis dan alur penyusunan dari perencanaan strategis organisasi, disamping melihat dan memilih isu strategis yang tepat dan sesuai dengan perencanaan yang sudah disusun, apakah mendesak, aktual, solutif atau relevan. Mas Sugi mengakhiri pemarapannya dengan tiga pertanyaan sebagai pembuka sesi tanya jawab berikut; bagaimana menjaga relevansi perencanaan strategis dalam mengahadapi dinamika perubahan yang begitu cepat? Bagaimana meletakkan pengembangan kelembagaan dalam perencanaan strategis serta bagaimana dengan modalitas sumber daya organisasi dalam melaksanakan perencanaan strategis.
Relevan dan Kesetiaan
Webinar, yang dihadiri oleh 47 orang dari 30 OMS mitra impact+, diakhiri dengan closing statement dari kedua narasumber. “Kita belajar menangkap konteks eksternal agar kita dapat relevan. Sebuah organisasi yang relevan adalah organisasi yang kontekstual, yang mampu beradaptasi pada perubahan yang terjadi”, ungkap mas Sugi. “Kita memiliki cara pandang terhadap organisasi, dan organisasi itu sendiri adalah sebuah proses yang membutuhkan kesetiaan dari setiap individu di dalamnya. Dari kesetiaan tersebut akan terbangun afeksi dan komunikasi yang baik sehingga mampu menguatkan organisasi dan menciptakan sebuah memori organisasi yang akan terus berkembang”, tutup mas Budi dalam sesi closing statement.