Kewirausahaan Sosial Untuk Keberlanjutan Organisasi:“Dari olahan kayu sampai tanaman”

Suhendro Sugiharto, tim Program impact+, mencari tahu apa yang dilakukan Muhammad Theo Zainuri dan Galih Novianto untuk keberlanjutan organisasi mereka.

Muhammad Theo Zainuri, pendiri Yayasan Sadar Hati, Sahawood, dan Ketua Forum se-LSM Jawa Timur, menceritakan tujuan Sahawood yang memproduksi kacamata dan jam tangan berbahan kayu. Yaitu mengentaskan kesenjangan ekonomi mantan dan pengguna Napza, serta mantan narapidana.

Unit usaha yang dilakukan, yakni Sahawood, telah ekspor produk ke Inggris, Australia, dan Hawai. Mereka pun diliput berbagai media nasional, salah satunya ialah Metro TV dan media internasional, Al Jazeera (berbahasa Inggris). Malah, Metro TV memberikan penghargaan sebagai pelopor perubahan anak muda Indonesia. Di dalam negeri, walikota Malang tak ketinggalan memberikan penghargaan.

Lain lagi, unit usaha yang dilakukan Solidaritas  Perempuan untuk Kemanusiaan (SPEKHAM), Surakarta, yakni penggalangan dana publik bernama “lumbung perempuan”. Dukungan tidak hanya materil, tapi juga bantuan hukum yang dibiayai sendiri oleh lembaga.

Galih Novianto, Supporting System & Fundraising SPEKHAM, menyebutkan produk Sereh Wangi, unit usaha lainnya yang memberdayakan petani perempuan di Brebes. Meski, belum sampai pada tahap mengekspor, tapi mereka telah menggaet pembeli dari Brebes dan Solo.

Tapi, Suhendro Sugiharto atau kerap dipanggil Ebbe, tak puas sampai di situ. Dia bertanya, bagaimana kewirausahaan sosial mereka saat pandemi, apakah unit usaha tersebut benar-benar memberikan dampak pada staf atau pekerja di lembaga mereka, dan apa hambatan yang sebenarnya?

Sebarkan